Tuesday, December 13, 2011

just a story .....

Biarlah ku rela melepasmu meninggalkan aku
Berikanlah aku kekuatan untuk lupakanmu
Kau jauh dariku
Ku dekat kau jauh dari aku
-Nidji-

Lagu nidji yang satu ini emang yang paling pas dijadiin soundtrack saat ini. Let me tell you a story about someone who changed my mind, my heart and my world.
Oktober 2009 ( klo gak salah inget),,

Pertama kalinya kita kenalan. Kmu tuh gelap, rambut dicat, pke kalung tasbih yang gede2, kummel, cuek, tukang tidur, dan tak ketinggalan motor grand butut yang bahkan hanya punya standar tengah.

Sangatlah jauh dari tipe ‘makhluk mars’ yang bakal menarik perhatianku. Tapi Tuhan itu Maha Adil, dg kekuasaanNya, pelan-pelan aku mulai percaya pepatah “Jgn menilai seseorang hanya dari penampilannya saja”. Bener bgt, stlh beberapa lama kenal dg Kmu, tnyt gak seburuk yg dibanyangin. Kmu tu tnyta org yg mudah bergaul, bikin org laen nyaman ngobrol dgmu. Hingga lama kelamaan rasa itu muncul entah dari mana.

Semua berawal dari bulan puasa setahun kemudian. Seminggu sebelumnya lebaran, kuliah masih aja jalan sehingga mau gak mau aku harus menetap di kost. Dan dari sinilah semua berawal (sepertinya sih), dari sering nyari buka puasa bareng sampe saling mengingatkan sahur.

Masih ingatkah saat Kmu hrs membyr pajak mtr barumu yg sewarna lautan itu, Kmu hrs ngambil surat2nya di daerah atas. Bynk ejekan, tawa, senyum, bahkan sampai deg2an when you hold my hand. Kyaaaaaaa,,,
And since that day, I cant stop my heartbeat when you are sitting next to me. Klo kata secondhand serenade
Cz every breath that you will take
When you are sitting next to me
Will bring life into my deepest hope
What’s your fantasy
I wont forget every message you send, every song you sing, everytime you disturb me with your task, every smile that we created, every jokes, everytime we spend together.

Thursday, December 1, 2011

on a day just like this

ON A DAY JUST LIKE THIS
12 November 2011
The day is the most unforgettable weekend ever. The day I can hang out together with my bestfriends.
Ada Titik Harwanti dan Woro Setiyani yang dating jauh-jauh dari Pati setelah pulang kerja. Ada Marheny Widowati (hentol) yang dating dari Kudus setelah kerja shift malem (yang mana belum tidur seharian tapi tetep semangat buat maen ke Semarang). Dan juga Sakin Fitria, yang selalu siap denger curhat galauku walaupun pulang kerja jam 10 malem
Sudah sejak sore ku menunggu kedatangan mereka dan ternyata mereka baru nyampe Semarang jam 7 malam. Alhasil malam itu kami tidak melancong ke mana-mana. Hanya menghabiskan malam minggu dengan makan nasi goring di sebuah warung pojokan di Pucanggading sambil bertukar cerita,
Karena sudah malam dan kecapekan, malam itu kami langsung pulang. Karena kondisi tempat yang pas-pasan, kami tidur berlima berimpitan di kamar kostku yang minimalis namun penuh kehangatan ini hehehe..
Keesokan paginya kami memutuskan untuk jalan-jalan. Setelah berdebat menentukan tujuan, akhirnya diputuskan untuk jalan-jalan ke Jalan Ki Mangunsarkoro (yes it is NGAWUL).



Dari yang niatnya cuman iseng pengen jalan-jalan, alhasil malah jadi ajang berburu baju bagus dengan harga minimal. Setelah puas ngawul dan bergumul dengan orang berebut baju, kamipun kelaparan. Ketika melintas di depan penjual nasi pecel, kamipun tergoda oleh sambal kacang yang aduhai. Akhirnya kami memutuskan sarapan nasi pecel komplit pke telur, pake mie, dan pake perkedel. Setelah kenyang makan dan ngrumpi, tibalah saat membayar. And you know what, 5 porsi nasi pecel komplit dan 4 gelas the anget dihargai 60ribu. Oh my God !!!!!!!!!
Tapi mau bagaimana lagi, toh udah masuk perut dan rasanya juga gal mengecewakan. Dengan berat hati dibayar juga semuanya (ya iyalah masak mau nawar).
Setelah capek ngawul dan perut udah kenyang, kami pulang karena titik ada kondangan. Sembari menunggu,, kami melanjutkan tidur pagi yang sempat terganggu.
Tibalah waktu makan siang. Dengan gaya sok-sokan, kami memilih untuk makan di daerah Tlogosari. Selain memang tempat favorit, iseng aja nyari tempat makan yang agak jauhan. Nama tempatnya Truntum Eco, ayam bakar madunya mantep banget deh.
Lagi enak-enaknya makan, ternyata ujan deres banget, dan sialnya hari itu jas hujanku lagi dipenjem. Alhasil kami menunggu hujan reda sembari mengabadikan kebersamaan (asek nih bahasanya). Setelah menunggu hamper saju jam ternyata belum reda juga, padahal sakin udah harus masuk kerja.
Akhirnya diputusin skin pulang duluan dengan meminjam jas hujannya hentol, sedangkan yang lainnya menunggu ujun reda. Dan gak berapa lama, ujannya udah tinggal gerimis lembut.



Pas perjalanan pulang, kami memutuskan untuk mampir ke Taman Parangkusumo. Mau ngapain?? Apalagi kalo bukan kembali manyalurkan hasrat terpendam yaitu narsis.
Karena baru aja ujan, makanya tamannya sepi. Tapi dengan semangat 45 dan tekad yang bulat, dengan penuh kepercayaan diri, kami berempat langsung pasang aksi dan gaya. Yah walopun gak sekeren gaya fotomodel, tak apalah, itung-itung latihan pemotretan. Setelah puas, kami pulang karena teman-temanku ini masih harus menempuh perjalanan yang tidak singkat untuk kembali ke rumah masing-masing.







Ya, hari itu diakhiri dengan bernarsis ria di taman.
Meskipun cuman sehari, capek dan kurang tidur, tapi semuanya terbayar dengan kebersamaan. Hangatnya kebersamaan kami hari itu tidak dapat ditukar dengan uang sekalipun. Yupz, on a day just like this, when friendship is priceless.