Thursday, April 26, 2012

Sun Sayang



Senin pagi, aku berangkat dari rumah menuju tempatku menimba ilmu. Perjalanan 1,5 jam dengan jalanan yang penuh sesak, nyaris macet, dan tentunya membutuhkan konsentrasi untuk tetap selamat sampai tempat tujuan. Setelah 1,5 jam yang melelahkan, bukannya beristirahat tapi langsung diteruskan dengan kuliah yang padat merayap hingga sore menjelang.
Niat hati begitu selesai kuliah, istirahat sebentar. Tapi terkadang niat dapat dikalahkan oleh keberadaanmu. Sore itu, awalnya kmu cuma bertanya apakah tugasmu sudah benar, sudah sesuai dengan yang dimaksudkan. Meskipun sudah teramat letih, tapi melihatmu kebingungan seperti itu, aku menyerah untuk menyanggupi membantu tugasmu.
Dan benar saja, tugas yang kmu buat jauh dari yang diharapkan. Tugasnya adalah mencari 5 jurnal yang bertema sama kemudian membuat reviewnya. Akhirnya kita pergi bersama ke warnet mencari jurnal, kemudian mereviewnya satu persatu. Setelah tugas selesai bukannya istirahat, kita malah menonton film hingga larut malam.
Keesokan harinya aku demam tinggi. Kmu menanyakan keadaanku, aku menjawab kalo aku akan baik-baik saja, tinggal minum penurun panas pasti beres. Tapi ternyata 2 hari kemudian demamku belum turun juga, malah makin drop tapi masih memaksakan kuliah.
Hingga akhirnya aku menyerah dan memutuskan akan ke dokter. Sepulang kuliah, aku menunggu temanku yang akan mengantarku, karena aku tidak sanggup naik motor sendiri. Kmu menemaniku menunggu temanku. Kmu sempat bertanya kenapa tidak memintamu untuk mengantar, tapi aku menjawab karena yang tahu tempat praktek dokternya hanya temanku itu. Akhirnya kmu mengalah dan menemaniku sambil sesekali menggodaku agar tersenyum.
Tiba-tiba kmu sebuah kalimat meluncur darimu, “tak sun wae mengko kan mari”. Belum sempat ku menjawab, bibirmu sudah mendarat di keningku, cukup lama dan entah mengapa aku juga tidak berusaha menolaknya. Merasakan bibirmu yang basah membuat sedikit rasa nyaman pada keningku yang panas. Entah obat dari dokternya yang langsung bekerja pada tubuhku atau karena sun darimu itu, keesokan harinya, meskipun belum benar-benar sembuh, tapi setidaknya hari itu aku mampu bertahan praktikum selama 4 jam tanpa merasa lemas sama sekali. Mungkin kmu memang tidak bisa menjagaku saat ku sakit, namun melihat senyummu saja sudah menjadi obat yang paling ampuh untukku. Dan semenjak hari itu ada yang berbeda dengan kita. Entah mau disebut apa, yang jelas aku menikmati setiap saat yang ku habiskan bersamamu, setiap detik ketika kau menggangguku dengan candaanmu atau dengan tugas-tugasmu, aku menikmati setipa rindu yang muncul bila ku jauh darimu, aku pun menikmati rasa sakit saat kmu bersama kekasihmu.
Aku rindu diciummu perlahan hingga pipiku memerah, kmu tau aku suka itu

0 comments:

Post a Comment